HATI-HATI, THERMO GUN BISA MENINGKATKAN PANDEMI COVID-19!
By
On 02/12/2020 At 15:59
Category : BERITA TERKINI, EKSLUSIF, HEADLINE
Responses : Comments are off for this post
Jakarta, politisiindonesia.co
Berhatilah-hatilah dengan penggunaaan Thermogun yang digunakan secara masif, guna mendeteksi dan mengukur suhu tubuh orang. Ternyata, biang keladi meningkatnya Pandemi Corona (Covid-19) di Indonesia, kata seorang peneliti herbal di Depok, karena penggunaan Thermogun yang digunakan secara massal untuk semua orang. Akibatnya, mata rantai Virus Corona tidak pernah berakhir di Indonesia. Malah terus meningkat setiap hari. “Kalau mau memutus Virus Corona, Thermogun digunakan untuk satu orang saja. Sesudah dipakai, buang atau musnahkan!. Thermogun jangan digunakan untuk semua orang!,’’kata pakar herbal yang tak mau disebutkan namanya dan tinggal di Depok kepada politisiindonesia.co, Selasa (2/2/2020)
Pakar tersebut enggan disebut namanya, karena tak mau nasibnya seperti Jerinx atau pakar herbal lainnya yang berurusan dengan pihak berwajib. “Saya berpendapat seperti itu, nanti dikira menyebarkan hoaks. Padahal, pendapat saya tersebut bisa diuji kebenarannya oleh pihak pemerintah dan Gugus Tugas Covid-19!,’’ katanya.
Seperti diberitakan, Pandemi CORONA (COVID-19) di Indonesia memasuki bulan ke-9 sejak penemuan kasus pertama pada awal Maret lalu. Jumlah kasus justru terus meningkat. Belakangan, penambahan kasus positif harian bahkan mencatat rekor 6.267 per 29 November 2020. Jumlah kasus positif mencapai 543.975 per 1 Desember dengan 454.879 sembuh dan 17.081 meninggal dunia.
Dalam rapat terbatas, Presiden Joko Widodo turut menyoroti peningkatan kasus yang dinilai semakin memburuk, khususnya di DKI Jakarta dan Jawa Tengah. Dua provinsi itu menjadi wilayah dengan penambahan jumlah kasus tertinggi. .
Apa penyebab kasus positif Corona di Indonesia meningkat terus setiap hari? Sumber media online politisiindonesia.co yang enggan disebut namanya memberi saran dan masukan untuk pemerintah dan gugus tugas Covid-19, ternyata ada yang luput dan kurang dipahami oleh Satgas Covid-19. Fakta di lapangan penyebab utama peningkatan pandemi Covid-19 dikarenakan kurang pahamnya petugas di lapangan, termasuk pula Gugus Tugas Covid 19 yang tak memahami pandemi Covid-19. ‘’Orang yang menangani Covid-19 bukan ahlinya. Mana bisa Pandemi Covid-19 berakhir di sini?’’ kata sumber itu.
Selain itu, penggunaan peralatan pendeteksi suhu tubuh Thermogun, guna pencegahan wabah Covid-19 digunakan secara berulang-ulang dan masif. Terbukti, Thermogun yang digunakan petugas di lapangan secara masif digunakan untuk berbagai kalangan. Tak kurang Presiden Jokowi, para menteri kabinet, para pelanggan bus Transjakarta, pengunjung mall, penumpang kereta, dll kerap ‘’ditembak’’ thermogun yang alatnya cuma satu doang. ‘’Itu kebodohan luar biasa dari petugas di lapangan. Presiden Jokowi, Gubernur DKI Anies Baswedan, Wagub DKI, masyarakat awam mau saja ‘’ditembak” Thermogun yang digunakan secara beramai-ramai. Selain itu, Gugus Tugas Covid-19 tidak melakukan penelitian apakah alat thermogun mengandung Virus Corona? Alat thermogun yang digunakan untuk semua orang , itu sama saja satu kondom dipakai secara beramai-ramai di lokalisasi pelacuran!,’’ kata seorang peneliti herbal di Depok yang tak bersedia disebut namanya kepada politisiindonesia.co, Selasa (2/12/2020).
Menurut dia, diprediksi pandemi Covid-19 akan terus meningkat tajam, jika Thermogun digunakan secara massal di Indonesia. Dampak penggunaan Thermogun, sarung tangan untuk test usap yang digunakan untuk semua orang, berakibat orang yang terkonfirmasi Corona akan mencapai jutaan orang. “Itulah resiko penggunaan alat Thermogun, sarung tangan, dll selalu digunakan secara masal. Contohnya, sarung tangan petugas yang melakukan test usap tidak pernah diganti dan selalu digunakan untuk semua orang,’’katanya.
“Itu artinya orang yang sehat bisa tertular, akibat sarung tangan yang tidak diganti. Mustinya pemakaian satu thermogun untuk satu orang, begitupula satu sarung tangan untuk satu orang! Kan satu jarum suntik untuk satu orang. Aneh, jika petugas test usap menggunakan sarung tangan untuk semua orang! Itu sama saja, satu kondom digunakan beramai-ramai untuk melacur di lokalisasi WTS’’ katanya.
Penanganan Covid-19 yang tidak profesioanal itu, katanya, berakibat Pandemi Covid-19 tidak akan bisa berakhir di Indonesia. Menurut peneliti tersebut, guna mengakhiri Pandemi, tak cukup diterapkan 3 M (Menggunakan masker, mencuci tangan, menjaga jarak), tapi harus secara cerdas diteliti oleh pemerintah dan Gugus Tugas apakah penggunaan thermogun untuk semua oranng dan kalangan bisa menularkan Virus? Apakah sarung tangan yang digunakan secara masal untuk semua orang dapat menularkan Virus Covid 19?.
“Oleh karena itu, saya menyarankan pemerintah harus berani mengeluarkan dana lebih besar untuk mencegah tersebarnya Covid 19 dengan menghentikan penggunakan thermogun buat semua orang. Gunakan satu alat untuk satu orang. Insya Allah kita bisa memutus mata rantai penularan Covid-19,’’katanya. (Tim politisiindonesia.co)