BOIKOT INDOMARET! PELAYANANNYA SANGAT BURUK
- Redaksi
- Minggu, 21 Juli 2024 16:51
- 302 Lihat
- Headline News
Jakarta, politisiindonesia.co
Umat Islam, khususnya para wanita berhijab (berjilbab) harus ektra hati-hati dan diharapkan menghindari berbelanja di Indomaret, sebab pelayanan Indomaret terhadap wanita berhijab sangat buruk, sehingga konsumen sangat kecewa atas pelayanan Indomaret yang tidak bersahabat. “Saya mengimbau umat Islam memboikot Indomaret, karena pelayanannya sangat buruk sekali. Saya kapok berbelanja di Indomaret Jalan Jeruk Raya, Pondok Sukatani Permai, Depok, karena dilayani sangat bengis, jutek dan tidak ramah,” kata seorang ibu rumah tangga yang tak bersedia disebut namanya kepada media online politisiindonesia.co baru-baru ini.
Pengalaman buruk berbelanja di Indomaret yang dialami ibu rumah tangga tersebut terjadi di Indomaret Depok, Jabar. Ibu rumah tangga berpenampilan rapi berhijab berbelanja di Indomaret Jalan Jeruk Raya Blok FF Nomor 10, Depok, Jawa Barat bersama putra putrinya yang berhijab seluruhnya pada tanggal 17 Juni 2024 pukul 14.56 WIB.
Ibu rumah tangga naas itu dilayani oleh pramuniaga bernama Arum. Ternyata, Arum yang sebelumnya ramah dan sopan, karakternya berubah drastis kepada ibu rumah tangga tersebut. “Dia sangat bengis, jutek dan tidak ramah saat melayani saya. Bahkan, sendok es cream yang dibeli anak-anak saya dibanting dia. Saya sungguh terkejut mendapat pelayanan yang tidak sopan dari Arum!,’’keluh ibu rumah tangga tersebut yang hingga kini masih shock dan trauma berbelanja di Indomaret Sukatani.
Kejadian pelayanan buruk Indomaret Pondok Sukatani, Depok kepada konsumen ibu rumah tangga berhijab dikhawatirkan dialami pula oleh ibu-ibu rumah tangga lainnya di seluruh Indonesia. “Karena itu, agar ada efek jera saya mengimbau ibu-ibu rumah tangga yang mengenakan hijab (berjilbab) jangan membeli sesuatu di Indomaret. Boikot saja Indomaret, agar ada efek jera!,’’tegas ibu rumah tangga tersebut.
Pengalaman naas yang dialami ibu rumah tasngga berhijab tersebut menimbulkan efek negatif terhadap psikologi ibu rumah tangga itu, sehingga ia dan keluarganya tak mau berbelanja lagi di Indonmaret Sukatani Depok maupun di Indomaret lainnya. Akibat trauma psikologis luar biasa, karena dilayani secara buruk oleh Indomaret Jalan Jeruk, Sukatani, Depok, ibu rumah tangga tersebut tak bersedia bertemu langsung dengan pihak Indomaret Pondok Sukatani Permai, Depok yang akan meminta maaf secara langsung kepada ibu rumah tangga itu. “Saya dari Indomaret Pondok Sukatani mau mohon maaf atas pelayanan yang kurang bagus dari team toko saya. Jika Bapak/ibu berkenan saya mau meminta maaf secara langsung,’’kata Lestari ( Tary) kepala toko Indomaret Jalan Jeruk Raya dalam chatnya tanggal 21 Juni 2024.
Atas kejadian naas yang dialami oleh ibu rumah tangga berhijab itu yang dilayani sangat buruk, melalui chat WA Indomaret Pusat juga sudah meminta maaf.”Mohon maaf atas ketidaknyamanan yang bapak/ibu alami. Untuk memudahkan kami menindaklanjuti, mohon menyebutkan alamat lengkap toko Indomaret tempat Bapak/Ibu berbelanja dan melampirkan foto struk atau dapat mengirimkan link google maps toko terkait,’’demikian bunyi Chat Indomaret Pusat tanggal 18 Juni 2024.
“Atas pelayanan buruk Indomaret Sukatani, Depok, saya sangat dirugikan secara moril (immateril) oleh pihak Indomaret,’’ujar Ibu rumah tangga berhijab itu.
Akan Bawa ke Jalur Hukum
Suami ibu rumah tangga berhijab berencana akan membawa kasus Indomaret tersebut ke jalur hukum. “Jika pelayan Indomaret yang bernama Arum tidak diberi sanksi tegas oleh pihak management Indomaret dan kasus itu tak segera diselesaikan secara kekeluargaan, maka saya tak segan-segan menuntut Indomaret dengan nilai ganti rugi moril (immateril) lebih dari Rp 100 miliar. Saya merasa dihina oleh Indomaret yang memperlakukan istri dan anak-anak wanita saya demikian bengis!,’’ujar suami ibu rumah tangga itu.
Menurutnya, sangat menjengkelkan dan merugikan konsumen secara moril, jika Indomaret yang terkenal di seluruh Indonesia melayani pembeli demikian bengis, jutek dan tak bersahabat. “Seolah-olah istri saya yang kebetulan berhijab mau berhutang kepada Indomaret atau minta-minta kepada Indomaret. Kenapa istri saya dilayani tidak sopan dan bengis sekali oleh Indomaret? Memang istri saya salah apa? Saya sungguh merasa terhina,’’katanya, heran.
Seharusnya, kata dia, Indomaret pusat melakukan evaluasai secara berkala terhadap pramuniaganya (Pelayannya), sehingga mereka melayani konsumen dengan ramah dan bersahabat. “Kalau pelayanan Indomaret sangat buruk kepada kaum muslimat berhijab, umat Islam di seluruh Indonesia bisa memboikot Indomaret. Kalau diboikot, Indomaret bisa bangkrut!,’’paparnya.
Sejauh ini, baik Indomaret Pusat maupun Indomaret Pondok Sukatani Permai Jalan Jeruk Raya, Depok belum menjatuhkan sanksi tegas terhadap pramuniaga yang bernama Arum. “Karyawati seperti yang tidak profesional itu seharusnya dikeluarkan saja dari Indomaret, agar tidak menular kelakuannya kepada karyawati Indomaret lainnya,’’paparnya.
Jika Indomaret Jalan Jeruk Raya Depok, masih melayani konsumen demikian buruk dan tak bersahabat, suami ibu rumah tangga itu mengusulkan agar Indomaret Pusat mengakhiri kerja sama dengan CV.Srikandi Kalimaya, pendiri/pemilik Indomaret Jalan Jeruk Raya. “Pemutusan kerjasama itu sebagai hukuman Indomaret pusat demi menjaga reputasi dan nama baik perusahaaan di mata masyarakat luas,’’katanya.
Keberatan Indomaret
Pihak Indomaret pusat maupun Indomaret Jalan Jeruk Raya, Pondok Sukatani, Depok yang dikonfirmasi oleh media politisiindonesia.co menanggapi langsung berita tersebut di atas pada Jumat sore (19/7/2024). Bahkan, utusan Indomaret Pusat Agus Riyanto yang didampingi Dadang—kepala Devisi Area Bogor, Depok dan sekitarnya menyampaikan keberatan atas berita politisiindonesia.co di atas. “Kami keberatan atas penggunaan kata Islam dan hijab. Berita tersebut terlalu tendensius, karena pelayan Indomaret sdri Arum juga berhijab,’’kata Agus.
Indomaret pusat, tambahnya, juga merasa keberatan terhadap isi berita politisiindonesia.co yang menurut faktanya di toko sangat berbeda dengan isi berita politisiindonesia.co (dd/su/red/02)